[/gigya width="200" height="200" src=" http://www.widgipedia.com/widgets/orido/RamadhanSound-4551-8192_134217728.widget?__install_id=1248336094072&__view=expanded" quality="autohigh" loop="false" wmode="transparent" menu="false" allowScriptAccess="sameDomain" ]

Selasa, 16 Oktober 2012

Generasi Rabbani lahir dari Bibit yang Unggul….

Generasi Rabbani adalah generasi manusia yang beriman kepada Allah, Rasulullah SAW, menjadikan al Qur’an dan al Hadist sebagi rujukan hidupnya dalam segala aspek kehidupan. Kemudian generasi ini diteladani oleh generasi berikutnya (Tabi’ien), kemudian dicontoh lagi oleh generasi berikutnya lagi (Tabi’ut tabi’en). Rasulullah SAW menyebutnya sebagai generasi manusia terbaik

 “Sebaik-baik qurun (abad atau generasi) adalah generasi aku (generasi beliau dan sahabat-sahabatnya), kemudian generasi setelah mereka, kemudian generasi sesudah mereka. (HR.Bukhari)
                                        
Wahai muslimah, tentu anda dan saya pasti ingin mempunyai anak-anak yang Rabbani, yang sholih sholihah , yang menjunjung tinggi nilai-nilai alquran dan hadits, anak yang berbalut akhlak alquran, sebagaimana akhlaknya Rasulallah. Ketika Aisyah ditanya mengenai akhlak Rasulallah, beliau menjawab akhlak beliau (Rasulullah) adalah Alquran.” (HR Abu Dawud dan Muslim). Namun tidaklah mudah untuk mendidik anak-anak kita menjadi berkepribadian Rabbani apalagi di akhir zaman seperti ini. Generasi Rabbani, lahir dari rahim seorang wanita yang sholihah, yang juga memegang teguh Alquran, dan juga terbentuk dari jenis sperma yang berkualitas dari seorang laki-laki sholih yang sangat kuat ketaatannya kepada Allah. Karena itu mari kita belajar dari kisah Rasulallah dan Khodijah sehingga lahirlah wanita yang paling di kasihi Allah, dia adalah Fathimah Az Zahra, dia menjadi wanita teladan sepanjang masa karena keshalihannya dan kecerdasannya.
Fathimah Az Zahra adalah seorang anak dari dua manusia agung yang tidak kita ragukan lagi kesholihannya. Karena itu memilih pasangan (suami/isteri) dengan bibit yang unggul kesholihanya sangatlah berpengaruh akan hadirnya generasi Rabbani. Bahkan tidak hanya sebatas sholih akan tetapi pilih lah pasangan (suami) yang benar-benar terjaga dari memakan harta yang haram, dan syubhat. Karena sperma yang dibuahi di rahim yang akan menjadi janin berkembang dari darah yang dihasilkan dari proses pencernaan makanan. Jadi, sangatlah berbeda sperma yang merupakan hasil dari memakan daging babi, dan meminum minuman keras dengan sperma yang memakan daging sapi, unta, kurma,madu dan jenis makanan yang halal dan membuat ketenangan saraf serta jiwa.
Allah berfirman:
dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya”  (QS.Al maidah:88)

Dari ayat di atas dapat di simpulkan bahwasanya tidak hanya cukup halal, akan tetapi thoyyib (baik), karena makanan yang halal belum tentu thoyyib. Misalnya: daging kambing adalah makanan yang halal, akan tetapi jika daging ini didapatkan dari hasil rampasan atau mencuri tentunya akan merusak manusia. Jadi makanan yang dimakan oleh orang tua (ibu dan ayah) sangat berpengaruh besar pada masa depan anak kita.
Mari kita simak kisah Rasulallah ketika menerima perintah Allah untuk menjauhi Khodijah selama 40 hari. Ketika itu Jibril turun dan berkata kepada Rasulallah: Hai Muhammad, Yang Maha Tinggi mengirimkan salam Nya untukmu dan memerintahkan dirimu untuk menahan diri dari Khodijah selama 40 hari. Sungguh kita mengetahui perasaan Rasulallah yang sangat mencintai Khadijah, pasti sukar untuk melakukan hal itu, tetapi karena demi ketaatannya kepada Allah, Rasulallah melewati 40 hari dengan puasa dan shalat malam. Sementara Khodijah Ridho dengan ketetapan Allah. Inilah ciri-ciri wanita sholihah, ia ridho dan mendukung suami nya selagi dalam ketaatan. Selama 40 hari di tinggal oleh suaminya Khodijah sangat menjaga kesuciannya, ketika malam datang dia mengunci pintu dan menghabiskan malamnya  dengan mendirikan shalat. Pada akhir hari ke 40, Jibril turun dan berkata kepada Rasulallah: Wahai  Muhammad Yang Maha Tinggi mengirimkan salam untuk mu dan memerintahkanmu bersiap untuk penghormatan dan hadiahNya. Pada saat itu Jibril turun membawa pinggan dan berkata: Hai Muhammad, Tuhanmu memerintahkan untuk membatalkan puasamu dengan makanan ini. Lalu beliau membuka pinggan nya dan menemukan setandan kurma dan seikat anggur, beliau makan dan minum secukupnya. Setelah itu Rasulallah bersiap diri untuk melaksanakan shalat, lalu Jibril berkata: sholat terlarang bagimu hingga engkau pergi ke rumah Khodijah dan berhubungan denganya karena Allah hendak menciptakan keturunan mulia darimu malam ini. Maka di malam itupun Rasulallah menyalurkan spermanya di rahim Khodijah. Sperma yang berkualitas  dihasilkan dari makanan langit (Surga), dan terlahir dari sperma itu seorang Fathimah Az Zahra.
Dari kisah ini, dapat kita simpulkan Allah memerintahkan Rasulallah agar menjauhi Khodijah agar kerinduan dan hasrat beliau pada khodijah meningkat, Rasulallah lebih banyak ibadah dan berdoa agar mendapat kesucian lebih tinggi , karena itu pengaruh makanan dan suasana kejiwaan orang tua selama berseggama berpengaruh besar pada perilaku sang anak kelak. Dan hasrat yang tulus, akhlak dan kesabaran orang tua berpengaruh pada penampilan  serta kecerdasan anak.
Generasi Rabbani,lahir dari bibit yang unggul, dari rahim seorang muslimah yang mencintai Allah, KekasihNya dan alquran, tidak harus mencari pasangan yang hafizh atau hafidzah. Yang penting sesorang itu sangat mencintai Alquran, punya komitmen bersama alquran, lisannya, akhlaknya, jiwanya terpelihara oleh alquran, belum ada jaminan hafizh/hafizah sudah melekat alqurannya sampai mendarah daging. Ya Allah kami berlindung dari hafalan alquran yang hanya sebatas kerongkongan padahal kami membaca kitab MU…Semoga semakin banyak generasi Rabbani yang terlahir. Aamiin……

Satu Ayat Yang Mengubah Hidupku

Kisah ini bukanlah kisah fiktif atau pun fiksi, kisah ini adalah kisah nyata dari pengalaman saya, sengaja saya tulis berharap nanti ada ibrah yang kita dapat dari pelajaran kisah ini. Kisah ini terjadi setahun yang lalu ketika saya sedang menghafal alquran di pondok tahfidz Jakarta bagian timur. Saya sudah mulai sakit-sakitan saat baru menghafal juz ke 30, saat itu keadaan hati saya sangat berbeda dengan apa yang saya hafal, saya tidak bisa menerima takdir Allah yang memberi saya ujian berupa sakit, saya kecewa dengan Allah, saya marah dengan Allah , merasa Allah tidak adil dan menghukum diri saya. Saya selalu menanggis meratapi keadaan diri, ada rasa iri ketika melihat santri lain yang sehat begitu cepat melahap ayat2 alquran untuk di hafal, sementara saya hanya bisa berbaring di atas kasur. Hati saya kotor, tidak bisa berfikir jernih, selalu saja bersu’udzhan kepada Allah. Hati saya keras padahal sudah ada hafalan alquran yang melekat di lisan saya. Ustadzah yang selalu memberi saya motivasi lewat untaian ayat-ayat alquran terkadang tidak pernah saya hiraukan, beliau selalu membaca kan ayat fhasbir shabran jamiilaa, dan ayat
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
Katakanlah: "Al Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman(QS.Al fussilat:44)
Dan ayat2 yang lain yang bisa menghibur diri dan ayat yang menyatakan bahwa alquran adalah obat kepada saya, jujur ayat itu tidak lah asing bagi saya, bahkan sudah di luar kepala, tapi hati ini menolak keras ayat itu. Di kala senja, ba’da ashar setelah saya selesai menyetor hafalan saya, saya masih di ruang setoran dan duduk di bawah dekat meja computer. Saya duduk sambil memurojaah hafalan yang lama, entah tiba-tiba saja sakit saya menyerang sehingga saya tertidur alias pingsan selama 3 jam lamanya (informasi dari teman saya yang bercerita setelah saya sadar kalau saya ini pingsan 3 jam), ketika pingsan saya dalam keadaan shaum daud. Saya tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, yang saya rasakan hanya ruh saya seperti berpisah dari jasad, saya mendengar suara teman2 yang ribut tapi tidak jelas, saya merasakan seperti ada sekat antara ruh dan jasad saya. Perasaan saya sedang berada di luar seketika saya berada di tempat kejadian masa lalu saya,kepala saya terasa berat, belum selesai perjalanan masa lalu tiba-tiba saya berhenti terkesima dengan lantunan ayat alquran
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
(Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?),
saya tidak tahu dari mana asal bunyi ayat itu, namun dari informasi seorang teman menjelaskan bahwa mereka sengaja menyetel mp3 murottal surat ar-rahman karena cemas jika saya tidak bangun lagi . Di dalam gelap itu saya menanggis mendengar ayat itu (air mata saya mengalir tapi tidak ada suara begitu informasi dari teman saya), dan ada suara lembut yang terdengar dari selingan ayat ar-rahman, “nisa bangun..ayo nisa kuat lawan ayo, teruskan perjuangan menghafal”, hanya itu yang bisa saya tangkap selebihnya sayu sekali kedengarannya. Tanggis saya semakin hebat , perlahan saya buka mata. Berat, berat sekali. Saya langsung meminta ustadzah dengan bahasa tubuh untuk membacakan surat al fussilat, namun dia menolak, “baca sendiri saja, kamu kan sudah hafal nis”. Saya buka mulut perlahan namun sayang begitu kaku untuk membaca ayat itu, air mata saya mengalir deras, beristigfar di dalam hati atas kekerasan hati, lalu seketika saya bisa mengucapkan ayat itu. Setelah kejadian itu saya mulai mengerti selama ini hafalan saya baru sebatas lisan, hanya sebatas tenggorokan, tapi belum mencapai hafalan keyakinan dan pengamalan. Sejak itu saya yakin dengan apa yang saya hafal, saya tidak meneruskan hafalan saya ke ayat selanjutnya sebelum ayat yang dihafal di fahami dan berusaha mengamalkannya, saya yakin alquran adalah obat, tanpa keyakinan tidak lah ada arti, saya ridho atas ketetapan Allah meski saat itu saya susah untuk berdiri dan berjalan.
Ketika pulang ke kampung halaman, saya belum sembuh total. saat sakit saya kumat, semua tulang terasa menarik membuat saya tidak mampu berdiri dan kepala yang berat, dalam keadaan seperti itu saya tayamum dan saya ambil alquran untuk mengulang hafalan saya, dengan keyakinan saya yakin bisa sembuh atau bisa mengurangi rasa sakit. Belum lama murojaah hafalan, sakit kepala saya reda, tulang yang sakit semakin samar-samar. Hingga sampai sekarang saya hanya berobat lewat alquran disamping meminum obat-obatan ketika semua dokter binggung dan angkat tangan…….
Setiap kali saya didera sakit, yang pertama saya buka adalah alquran baru lah saya minum obat. Sempat saya menguji diri untuk tidak minum obat 1 bulan, Alhamdulillah saya bisa beraktifitas. Dulu hati yang keras, hati yang sempit sekarang hati sudah lapang, ridho atas ketetapan allah dan menikamati ujian sakit ini walau entah sampai kapan akan selesai.

Nb:
Semoga anda yang sedang di uji dengan sakit, ikhlas dengan takdir Allah, prasangka buruk hanya akan membuat kondisi kita semakin parah, dekat lah bersama alquran. Dan bagi anda yang sedang menghafal, mari sama-sama kita berusaha menjadikan hafalan kita ketingkat pemahaman, keyakinan dan tentunya pengamalan, semoga kita terhindar dari istilah “burung beo”, yang hanya berucap tapi tidak paham dengan apa yang di ucapkannya. Wallahu’alam…

PERTOLONGAN ALLAH BEGITU DEKAT

Apa Kabar Sahabat Alquran?? Semoga kita selalu dalam keridhoan Allah. Sobat, saya ada sedikit pengalaman bersama alquran, sejak menghafal alquran saya merasa selalu ditolong Allah , dan urusan saya di permudah. Ada-ada saja cara Allah menolong hambanya. Terkadang sesuatu yang di luar kemampuan manusia, tapi kita sebagai muslim, tentulah harus yakin hal tersebut bukanlah kebetulan atau keberuntungan melainkan, sudah Allah atur dan semua nya ada campur tangan Allah. Ketika kita menjaga kalam Allah, Allah pun akan menjaga kita karena sesungguhnya Allah itu dekat. 
 Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.(QS.AL Baqarah:186)
Kejadian demi kejadian saya alami ketika saya menghafal alquran di Jakarta. Saya sudah suka sakit-sakitan awal saya memulai menghafal juz 30, seingat saya 2 hari setelah saya pingsan di asrama, saya meminta izin dengan ustadzah untuk menghafal/merenung/bermunajat di Masjid At-Tin, Masjid At-Tin ini tidak terlalu jauh dari asrama saya yang berlokasi di Ciracas, hanya membutuhkan waktu 20 menit dengan memakai angkot. Namun, Ustadzah mulanya tidak memberi izin karena khawatir jika saya pingsan di Masjid sementara di Masjid tersebut tidak diperbolehkan untuk tidur-tiduran, beliau khwatir jika saya lelah tidak bisa beristirahat. Karena saat itu memang saya suka sakit tulang belakang sehingga tidak tahan untuk duduk dan berdiri. Setelah saya bujuk, akhirnya beliau memberi izin saya dengan syarat sebelum zuhur sudah pulang ke asrama.
Sekitar jam 8 pagi saya sampai di Masjid, masih sepi. Hanya ada marbot masjid saja yang terkadang membersihkan masjid. Setelah shalat Dhuha, saya langsung membuka mushaf, memulai murojaah sedikit dan diteruskan menghafal. Saya pun menanggis sejadi-jadi nya meminta kesembuhan pada Allah. Sekitar 2 jam sudah saya bermunajat, saya kelelahan, rasanya mau pingsan memang, kepala terasa berat,tulang saya semakin sakit. Saya pun mengambil posisi di belakang bersandar di dinding masjid. Saya ingin pulang, namun kondisi saya saat itu tidak memungkinkan untuk berjalan lama. Saya pun berdoa agar diberikan kekuatan minimal untuk berjalan pulang saja. 15 menit sudah saya bersandar, entah dari mana asalnya tiba-tiba datang seorang wanita, kelihatannya lebih tua 3 tahun dari saya. Dia menyapa saya.
W : Assalamu’alaikum, ukhti kelelahan?
Me :Wa’alaikumsalam, saya hanya tersenyum
W : ini saya ada minum dan sedikit kue (ia sambil menyodorkan kantung kresek hitam)
Me : ya syukron, balas saya.
W : maaf, saya lihat ukhti sedang menghafal alquran? Tapi nampaknya ukhti sakit, pucak sekali.
Me : Alhamdulillah. ya,
W  : rumah ukti dimana, sendirian kah kesini?
Me : Rumah saya di Palembang, saya anak rantau, disini saya tinggal di asrama tahfiz di ciracas. Saya ingin pulang tapi sedikit merasa pusing.
W : Ya Allah,kalau begitu ikutlah bersama saya, akan saya antar ukhti ke asrama. Saya naik motor.
Me :Masha Allah, terima kasih banyak mbak. (dia pun merangkul saya berjalan menuju keluar masjid, mulut saya tidak henti-hentinya mengucapkan Alhamdulillah).
Alhamdulillah sobat, saya di antar beliau, entah sampai sekarang saya tidak tahu namanya, dimana rumahnya. Hanya doa yang bisa saya hanturkan buat kebaikan beliau.
Kejadian kedua. Ketika saya sudah pulang ke Palembang. Pagi itu, saya mau ke rumah sakit, dengan mengendarai sepeda motor. Sudah menjadi kebiasaan saya, murojaah di motor.  Diatas jembatan Ampera ada motor yang menyalip dengan melaju cepat. Setelah mendahului saya, motor tersebut terjatuh sehingga terjadi tabrakan beruntun. Ada sekitar 4 motor dan 1 mobil yang tertabrak, termasuk motor yang saya bawa hampir ikut juga. Saat kejadian itu, sekitar 5 cm jarak motor saya dengan motor yang beruntun itu, kesadaran saya seolah sudah pasrah, Alhamdulillah Allah menyalamatkan saya, Tiba- tiba saja tangan saya tergerak dengan cepat mengelak padahal kondisi saya saat itu sudah lemas. Beruntungkah? Bukan! Tapi Allah yang sudah menolong saya, Jika bukan Allah yang mengerakkan tangan saya, bisa jadi saya sudah ikut serta di sana.
(Ada kisah pengalaman yang lain, Bersambung ya…….^_^  )