Generasi
Rabbani adalah generasi manusia yang beriman kepada Allah, Rasulullah SAW,
menjadikan al Qur’an dan al Hadist sebagi rujukan hidupnya dalam segala aspek
kehidupan. Kemudian generasi ini diteladani oleh generasi berikutnya
(Tabi’ien), kemudian dicontoh lagi oleh generasi berikutnya lagi (Tabi’ut
tabi’en). Rasulullah SAW menyebutnya sebagai generasi manusia terbaik
“Sebaik-baik qurun (abad atau generasi) adalah generasi aku (generasi
beliau dan sahabat-sahabatnya), kemudian generasi setelah mereka, kemudian
generasi sesudah mereka. (HR.Bukhari)
Wahai muslimah, tentu anda dan saya pasti ingin mempunyai anak-anak
yang Rabbani, yang sholih sholihah , yang menjunjung tinggi nilai-nilai alquran
dan hadits, anak yang berbalut akhlak alquran, sebagaimana akhlaknya
Rasulallah. Ketika Aisyah ditanya mengenai akhlak Rasulallah, beliau menjawab akhlak
beliau (Rasulullah) adalah Alquran.” (HR Abu Dawud dan Muslim). Namun tidaklah
mudah untuk mendidik anak-anak kita menjadi berkepribadian Rabbani apalagi di
akhir zaman seperti ini. Generasi Rabbani, lahir dari rahim seorang wanita yang
sholihah, yang juga memegang teguh Alquran, dan juga terbentuk dari jenis
sperma yang berkualitas dari seorang laki-laki sholih yang sangat kuat
ketaatannya kepada Allah. Karena itu mari kita belajar dari kisah Rasulallah
dan Khodijah sehingga lahirlah wanita yang paling di kasihi Allah, dia adalah
Fathimah Az Zahra, dia menjadi wanita teladan sepanjang masa karena
keshalihannya dan kecerdasannya.
Fathimah
Az Zahra adalah seorang anak dari dua manusia agung yang tidak kita ragukan
lagi kesholihannya. Karena itu memilih pasangan (suami/isteri) dengan bibit
yang unggul kesholihanya sangatlah berpengaruh akan hadirnya generasi Rabbani.
Bahkan tidak hanya sebatas sholih akan tetapi pilih lah pasangan (suami) yang
benar-benar terjaga dari memakan harta yang haram, dan syubhat. Karena sperma
yang dibuahi di rahim yang akan menjadi janin berkembang dari darah yang
dihasilkan dari proses pencernaan makanan. Jadi, sangatlah berbeda sperma yang
merupakan hasil dari memakan daging babi, dan meminum minuman keras dengan
sperma yang memakan daging sapi, unta, kurma,madu dan jenis makanan yang halal
dan membuat ketenangan saraf serta jiwa.
Allah berfirman:
dan makanlah makanan yang halal
lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah
kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya” (QS.Al maidah:88)
Dari ayat di atas dapat di simpulkan bahwasanya tidak hanya cukup halal,
akan tetapi thoyyib (baik), karena makanan yang halal belum tentu thoyyib.
Misalnya: daging kambing adalah makanan yang halal, akan tetapi jika daging ini
didapatkan dari hasil rampasan atau mencuri tentunya akan merusak manusia. Jadi
makanan yang dimakan oleh orang tua (ibu dan ayah) sangat berpengaruh besar
pada masa depan anak kita.
Mari kita simak kisah Rasulallah ketika
menerima perintah Allah untuk menjauhi Khodijah selama 40 hari. Ketika itu
Jibril turun dan berkata kepada Rasulallah: Hai Muhammad, Yang Maha Tinggi
mengirimkan salam Nya untukmu dan memerintahkan dirimu untuk menahan diri dari
Khodijah selama 40 hari. Sungguh kita mengetahui perasaan Rasulallah yang
sangat mencintai Khadijah, pasti sukar untuk melakukan hal itu, tetapi karena
demi ketaatannya kepada Allah, Rasulallah melewati 40 hari dengan puasa dan
shalat malam. Sementara Khodijah Ridho dengan ketetapan Allah. Inilah ciri-ciri
wanita sholihah, ia ridho dan mendukung suami nya selagi dalam ketaatan. Selama
40 hari di tinggal oleh suaminya Khodijah sangat menjaga kesuciannya, ketika
malam datang dia mengunci pintu dan menghabiskan malamnya dengan mendirikan shalat. Pada akhir hari ke
40, Jibril turun dan berkata kepada Rasulallah: Wahai Muhammad Yang Maha Tinggi mengirimkan salam
untuk mu dan memerintahkanmu bersiap untuk penghormatan dan hadiahNya. Pada
saat itu Jibril turun membawa pinggan dan berkata: Hai Muhammad, Tuhanmu
memerintahkan untuk membatalkan puasamu dengan makanan ini. Lalu beliau membuka
pinggan nya dan menemukan setandan kurma dan seikat anggur, beliau makan dan
minum secukupnya. Setelah itu Rasulallah bersiap diri untuk melaksanakan
shalat, lalu Jibril berkata: sholat terlarang bagimu hingga engkau pergi ke
rumah Khodijah dan berhubungan denganya karena Allah hendak menciptakan
keturunan mulia darimu malam ini. Maka di malam itupun Rasulallah menyalurkan
spermanya di rahim Khodijah. Sperma yang berkualitas dihasilkan dari makanan langit (Surga), dan
terlahir dari sperma itu seorang Fathimah Az Zahra.
Dari kisah ini, dapat kita simpulkan Allah
memerintahkan Rasulallah agar menjauhi Khodijah agar kerinduan dan hasrat
beliau pada khodijah meningkat, Rasulallah lebih banyak ibadah dan berdoa agar
mendapat kesucian lebih tinggi , karena itu pengaruh makanan dan suasana
kejiwaan orang tua selama berseggama berpengaruh besar pada perilaku sang anak
kelak. Dan hasrat yang tulus, akhlak dan kesabaran orang tua berpengaruh pada
penampilan serta kecerdasan anak.
Generasi Rabbani,lahir dari bibit yang unggul, dari
rahim seorang muslimah yang mencintai Allah, KekasihNya dan alquran, tidak
harus mencari pasangan yang hafizh atau hafidzah. Yang penting sesorang itu
sangat mencintai Alquran, punya komitmen bersama alquran, lisannya, akhlaknya,
jiwanya terpelihara oleh alquran, belum ada jaminan hafizh/hafizah sudah
melekat alqurannya sampai mendarah daging. Ya Allah kami berlindung dari
hafalan alquran yang hanya sebatas kerongkongan padahal kami membaca kitab
MU…Semoga semakin banyak generasi Rabbani yang terlahir. Aamiin……