Apa Kabar Sahabat
Alquran?? Semoga kita
selalu dalam keridhoan Allah. Sobat, saya ada sedikit pengalaman bersama
alquran, sejak menghafal alquran saya merasa selalu ditolong Allah , dan
urusan
saya di permudah. Ada-ada saja cara Allah menolong hambanya. Terkadang
sesuatu
yang di luar kemampuan manusia, tapi kita sebagai muslim, tentulah harus
yakin
hal tersebut bukanlah kebetulan atau keberuntungan melainkan, sudah
Allah atur
dan semua nya ada campur tangan Allah. Ketika kita menjaga kalam Allah,
Allah pun akan menjaga kita karena sesungguhnya Allah itu dekat.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran.(QS.AL Baqarah:186)
Kejadian demi kejadian saya alami ketika
saya menghafal alquran di Jakarta. Saya sudah suka sakit-sakitan awal saya
memulai menghafal juz 30, seingat saya 2 hari setelah saya pingsan di asrama,
saya meminta izin dengan ustadzah untuk menghafal/merenung/bermunajat di Masjid
At-Tin, Masjid At-Tin ini tidak terlalu jauh dari asrama saya yang berlokasi di
Ciracas, hanya membutuhkan waktu 20 menit dengan memakai angkot. Namun,
Ustadzah mulanya tidak memberi izin karena khawatir jika saya pingsan di Masjid
sementara di Masjid tersebut tidak diperbolehkan untuk tidur-tiduran, beliau
khwatir jika saya lelah tidak bisa beristirahat. Karena saat itu memang saya
suka sakit tulang belakang sehingga tidak tahan untuk duduk dan berdiri.
Setelah saya bujuk, akhirnya beliau memberi izin saya dengan syarat sebelum
zuhur sudah pulang ke asrama.
Sekitar jam 8 pagi saya sampai di
Masjid, masih sepi. Hanya ada marbot masjid saja yang terkadang membersihkan
masjid. Setelah shalat Dhuha, saya langsung membuka mushaf, memulai murojaah
sedikit dan diteruskan menghafal. Saya pun menanggis sejadi-jadi nya meminta
kesembuhan pada Allah. Sekitar 2 jam sudah saya bermunajat, saya kelelahan,
rasanya mau pingsan memang, kepala terasa berat,tulang saya semakin sakit. Saya
pun mengambil posisi di belakang bersandar di dinding masjid. Saya ingin
pulang, namun kondisi saya saat itu tidak memungkinkan untuk berjalan lama.
Saya pun berdoa agar diberikan kekuatan minimal untuk berjalan pulang saja. 15
menit sudah saya bersandar, entah dari mana asalnya tiba-tiba datang seorang
wanita, kelihatannya lebih tua 3 tahun dari saya. Dia menyapa saya.
W : Assalamu’alaikum, ukhti kelelahan?
Me :Wa’alaikumsalam, saya hanya
tersenyum
W : ini saya ada minum dan sedikit kue
(ia sambil menyodorkan kantung kresek hitam)
Me : ya syukron, balas saya.
W : maaf, saya lihat ukhti sedang
menghafal alquran? Tapi nampaknya ukhti sakit, pucak sekali.
Me : Alhamdulillah. ya,
W : rumah ukti dimana, sendirian
kah kesini?
Me : Rumah saya di Palembang, saya anak
rantau, disini saya tinggal di asrama tahfiz di ciracas. Saya ingin pulang tapi
sedikit merasa pusing.
W : Ya Allah,kalau begitu ikutlah
bersama saya, akan saya antar ukhti ke asrama. Saya naik motor.
Me :Masha Allah, terima kasih banyak
mbak. (dia pun merangkul saya berjalan menuju keluar masjid, mulut saya tidak
henti-hentinya mengucapkan Alhamdulillah).
Alhamdulillah sobat, saya di antar
beliau, entah sampai sekarang saya tidak tahu namanya, dimana rumahnya. Hanya
doa yang bisa saya hanturkan buat kebaikan beliau.
Kejadian kedua. Ketika saya sudah pulang
ke Palembang. Pagi itu, saya mau ke rumah sakit, dengan mengendarai sepeda
motor. Sudah menjadi kebiasaan saya, murojaah di motor. Diatas jembatan
Ampera ada motor yang menyalip dengan melaju cepat. Setelah mendahului saya,
motor tersebut terjatuh sehingga terjadi tabrakan beruntun. Ada sekitar 4 motor
dan 1 mobil yang tertabrak, termasuk motor yang saya bawa hampir ikut juga.
Saat kejadian itu, sekitar 5 cm jarak motor saya dengan motor yang beruntun
itu, kesadaran saya seolah sudah pasrah, Alhamdulillah Allah menyalamatkan
saya, Tiba- tiba saja tangan saya tergerak dengan cepat mengelak padahal
kondisi saya saat itu sudah lemas. Beruntungkah? Bukan! Tapi Allah yang sudah
menolong saya, Jika bukan Allah yang mengerakkan tangan saya, bisa jadi saya
sudah ikut serta di sana.
(Ada kisah pengalaman yang lain,
Bersambung ya…….^_^ )
0 komentar:
Posting Komentar