Kisah ini bukanlah kisah fiktif atau pun fiksi, kisah ini adalah kisah nyata dari pengalaman saya, sengaja saya tulis berharap nanti ada ibrah yang kita dapat dari pelajaran kisah ini. Kisah ini terjadi setahun yang lalu ketika saya sedang menghafal alquran di pondok tahfidz Jakarta bagian timur. Saya sudah mulai sakit-sakitan saat baru menghafal juz ke 30, saat itu keadaan hati saya sangat berbeda dengan apa yang saya hafal, saya tidak bisa menerima takdir Allah yang memberi saya ujian berupa sakit, saya kecewa dengan Allah, saya marah dengan Allah , merasa Allah tidak adil dan menghukum diri saya. Saya selalu menanggis meratapi keadaan diri, ada rasa iri ketika melihat santri lain yang sehat begitu cepat melahap ayat2 alquran untuk di hafal, sementara saya hanya bisa berbaring di atas kasur. Hati saya kotor, tidak bisa berfikir jernih, selalu saja bersu’udzhan kepada Allah. Hati saya keras padahal sudah ada hafalan alquran yang melekat di lisan saya. Ustadzah yang selalu memberi saya motivasi lewat untaian ayat-ayat alquran terkadang tidak pernah saya hiraukan, beliau selalu membaca kan ayat fhasbir shabran jamiilaa, dan ayat
Selasa, 16 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar