Ketika ku tulis catatan ini, air mata ku pun terus mengalir deras.
Tulisan ini bukanlah karangan, tapi rintihan dari hati yang terdalam.
Tak pernah ku bayangkan sebelumnya jika menjadi penghafal alquran
tidaklah mudah membalikan kedua telapak tangan,karena surga yang kita
tukar. adakalanya hati menjadi dingin. Dingin, dan terus memaksa hati
untuk berada di jalan ini walau tak ada tepi kesudahannya. Ini sudah
jalan hidup yang telah aku pilih, meski terkadang sesak untuk menghirup
udara ketika hati menjadi dingin. Kembali mengupdate hati yang dingin
dengan munajat tiada batas. Aku yakin, setiap perjalanan seorang
penghafal alquran, akan pernah mengalami hati yang dingin, baik itu aku,
kamu , dan siapa pun.
Beruntunglah kamu yang mendapatkan
dukungan di jalan ini, dukungan dari keluarga, ayah dan ibu mu yang
memperhatikan hafalan mu. Jangan kamu sia-siakan dukungan itu. aku dan
kamu yang tidak pernah mendapatkan dukungan dari keluarga bahkan
dimusuhi.Kita memang harus mencari secercah semangat dari luar sana.
Disaat inilah hati berubah menjadi dingin, di ujung nafas memohon agar
diberi keistiqomahan, di sini kepasrahan ku gantungkan, bukan kepasrahan
tanpa usaha. Di kepasrahan aku belajar untuk memberikan hafalan hanya
untuk Allah, meski tiada dukungan. Belajar dari kisah Uwais alqorni,
yang terus mengikhlaskan diri hanya untuk Allah. Hanya untuk Allah,
bukan karena ingin disebut orang yang selalu ada didepan barisan
alquran, ulama, ahli ibadah, ahli quran, ahlullah. Allah telah memilih
aku dan kamu di jalan ini, maka kita harus memperjuangkan hinga di ujung
nafas, meski aku dan kamu tersandung batu dan jatuh menjadi luka. Aku
yakin Allah melihat proses kita, bukan hasil akhir. Jika cukup
memindahkan ayat cinta di kepala, sangat mudah! mudah sekali! namun,
istiqomah untuk menyatukan hati, tindakan, dari ayat cinta Nya
membutuhkan kesadaran, kekuatan, dan terkadang hati berubah menjadi
dingin. Mungkin disinilah ujian bagi penghafal alquran.Jika kita tidak
pernah resah dengan sikap yang sedikit tidak sejalan dengan alquran,
maka perlu di pertanyakan ada apa dengan hatinya, hanya hafal sebatas
lisan kah?
Istiqomah di ujung nafas, memang tidak mudah.
sedikit untuk menghibur diri sendiri dan diri kamu, meski tiada
dukungan, yakinlah para malaikat di langit sana semua mendukung dan
mendoakan kita. Dukungan yang lebih dahsyat dari dukungan manusia.
Dukungan yang menguncangkan 'arsy, dan membuat para hati malaikat
cemburu. Ketika Allah telah menyeburkan diri kita di dunia penghafal
alquran, kita punya kewajiban untuk memantaskan diri sebaik-baik mungkin
meski jatuh bangun. "Tidak masalah berapa banyak nya kita jatuh, tapi
bangkitlah sebanyak-banyaknya". Salam cinta ku untuk semua penghafal
alquran......
"saling mendoakan ya........"
By: Annisa
0 komentar:
Posting Komentar