[/gigya width="200" height="200" src=" http://www.widgipedia.com/widgets/orido/RamadhanSound-4551-8192_134217728.widget?__install_id=1248336094072&__view=expanded" quality="autohigh" loop="false" wmode="transparent" menu="false" allowScriptAccess="sameDomain" ]

Selasa, 16 Oktober 2012

Satu Ayat Yang Mengubah Hidupku

Kisah ini bukanlah kisah fiktif atau pun fiksi, kisah ini adalah kisah nyata dari pengalaman saya, sengaja saya tulis berharap nanti ada ibrah yang kita dapat dari pelajaran kisah ini. Kisah ini terjadi setahun yang lalu ketika saya sedang menghafal alquran di pondok tahfidz Jakarta bagian timur. Saya sudah mulai sakit-sakitan saat baru menghafal juz ke 30, saat itu keadaan hati saya sangat berbeda dengan apa yang saya hafal, saya tidak bisa menerima takdir Allah yang memberi saya ujian berupa sakit, saya kecewa dengan Allah, saya marah dengan Allah , merasa Allah tidak adil dan menghukum diri saya. Saya selalu menanggis meratapi keadaan diri, ada rasa iri ketika melihat santri lain yang sehat begitu cepat melahap ayat2 alquran untuk di hafal, sementara saya hanya bisa berbaring di atas kasur. Hati saya kotor, tidak bisa berfikir jernih, selalu saja bersu’udzhan kepada Allah. Hati saya keras padahal sudah ada hafalan alquran yang melekat di lisan saya. Ustadzah yang selalu memberi saya motivasi lewat untaian ayat-ayat alquran terkadang tidak pernah saya hiraukan, beliau selalu membaca kan ayat fhasbir shabran jamiilaa, dan ayat
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
Katakanlah: "Al Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman(QS.Al fussilat:44)
Dan ayat2 yang lain yang bisa menghibur diri dan ayat yang menyatakan bahwa alquran adalah obat kepada saya, jujur ayat itu tidak lah asing bagi saya, bahkan sudah di luar kepala, tapi hati ini menolak keras ayat itu. Di kala senja, ba’da ashar setelah saya selesai menyetor hafalan saya, saya masih di ruang setoran dan duduk di bawah dekat meja computer. Saya duduk sambil memurojaah hafalan yang lama, entah tiba-tiba saja sakit saya menyerang sehingga saya tertidur alias pingsan selama 3 jam lamanya (informasi dari teman saya yang bercerita setelah saya sadar kalau saya ini pingsan 3 jam), ketika pingsan saya dalam keadaan shaum daud. Saya tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, yang saya rasakan hanya ruh saya seperti berpisah dari jasad, saya mendengar suara teman2 yang ribut tapi tidak jelas, saya merasakan seperti ada sekat antara ruh dan jasad saya. Perasaan saya sedang berada di luar seketika saya berada di tempat kejadian masa lalu saya,kepala saya terasa berat, belum selesai perjalanan masa lalu tiba-tiba saya berhenti terkesima dengan lantunan ayat alquran
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
(Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?),
saya tidak tahu dari mana asal bunyi ayat itu, namun dari informasi seorang teman menjelaskan bahwa mereka sengaja menyetel mp3 murottal surat ar-rahman karena cemas jika saya tidak bangun lagi . Di dalam gelap itu saya menanggis mendengar ayat itu (air mata saya mengalir tapi tidak ada suara begitu informasi dari teman saya), dan ada suara lembut yang terdengar dari selingan ayat ar-rahman, “nisa bangun..ayo nisa kuat lawan ayo, teruskan perjuangan menghafal”, hanya itu yang bisa saya tangkap selebihnya sayu sekali kedengarannya. Tanggis saya semakin hebat , perlahan saya buka mata. Berat, berat sekali. Saya langsung meminta ustadzah dengan bahasa tubuh untuk membacakan surat al fussilat, namun dia menolak, “baca sendiri saja, kamu kan sudah hafal nis”. Saya buka mulut perlahan namun sayang begitu kaku untuk membaca ayat itu, air mata saya mengalir deras, beristigfar di dalam hati atas kekerasan hati, lalu seketika saya bisa mengucapkan ayat itu. Setelah kejadian itu saya mulai mengerti selama ini hafalan saya baru sebatas lisan, hanya sebatas tenggorokan, tapi belum mencapai hafalan keyakinan dan pengamalan. Sejak itu saya yakin dengan apa yang saya hafal, saya tidak meneruskan hafalan saya ke ayat selanjutnya sebelum ayat yang dihafal di fahami dan berusaha mengamalkannya, saya yakin alquran adalah obat, tanpa keyakinan tidak lah ada arti, saya ridho atas ketetapan Allah meski saat itu saya susah untuk berdiri dan berjalan.
Ketika pulang ke kampung halaman, saya belum sembuh total. saat sakit saya kumat, semua tulang terasa menarik membuat saya tidak mampu berdiri dan kepala yang berat, dalam keadaan seperti itu saya tayamum dan saya ambil alquran untuk mengulang hafalan saya, dengan keyakinan saya yakin bisa sembuh atau bisa mengurangi rasa sakit. Belum lama murojaah hafalan, sakit kepala saya reda, tulang yang sakit semakin samar-samar. Hingga sampai sekarang saya hanya berobat lewat alquran disamping meminum obat-obatan ketika semua dokter binggung dan angkat tangan…….
Setiap kali saya didera sakit, yang pertama saya buka adalah alquran baru lah saya minum obat. Sempat saya menguji diri untuk tidak minum obat 1 bulan, Alhamdulillah saya bisa beraktifitas. Dulu hati yang keras, hati yang sempit sekarang hati sudah lapang, ridho atas ketetapan allah dan menikamati ujian sakit ini walau entah sampai kapan akan selesai.

Nb:
Semoga anda yang sedang di uji dengan sakit, ikhlas dengan takdir Allah, prasangka buruk hanya akan membuat kondisi kita semakin parah, dekat lah bersama alquran. Dan bagi anda yang sedang menghafal, mari sama-sama kita berusaha menjadikan hafalan kita ketingkat pemahaman, keyakinan dan tentunya pengamalan, semoga kita terhindar dari istilah “burung beo”, yang hanya berucap tapi tidak paham dengan apa yang di ucapkannya. Wallahu’alam…

0 komentar:

Posting Komentar