[/gigya width="200" height="200" src=" http://www.widgipedia.com/widgets/orido/RamadhanSound-4551-8192_134217728.widget?__install_id=1248336094072&__view=expanded" quality="autohigh" loop="false" wmode="transparent" menu="false" allowScriptAccess="sameDomain" ]

Selasa, 16 Oktober 2012

PERTOLONGAN ALLAH BEGITU DEKAT

Apa Kabar Sahabat Alquran?? Semoga kita selalu dalam keridhoan Allah. Sobat, saya ada sedikit pengalaman bersama alquran, sejak menghafal alquran saya merasa selalu ditolong Allah , dan urusan saya di permudah. Ada-ada saja cara Allah menolong hambanya. Terkadang sesuatu yang di luar kemampuan manusia, tapi kita sebagai muslim, tentulah harus yakin hal tersebut bukanlah kebetulan atau keberuntungan melainkan, sudah Allah atur dan semua nya ada campur tangan Allah. Ketika kita menjaga kalam Allah, Allah pun akan menjaga kita karena sesungguhnya Allah itu dekat. 
 Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.(QS.AL Baqarah:186)
Kejadian demi kejadian saya alami ketika saya menghafal alquran di Jakarta. Saya sudah suka sakit-sakitan awal saya memulai menghafal juz 30, seingat saya 2 hari setelah saya pingsan di asrama, saya meminta izin dengan ustadzah untuk menghafal/merenung/bermunajat di Masjid At-Tin, Masjid At-Tin ini tidak terlalu jauh dari asrama saya yang berlokasi di Ciracas, hanya membutuhkan waktu 20 menit dengan memakai angkot. Namun, Ustadzah mulanya tidak memberi izin karena khawatir jika saya pingsan di Masjid sementara di Masjid tersebut tidak diperbolehkan untuk tidur-tiduran, beliau khwatir jika saya lelah tidak bisa beristirahat. Karena saat itu memang saya suka sakit tulang belakang sehingga tidak tahan untuk duduk dan berdiri. Setelah saya bujuk, akhirnya beliau memberi izin saya dengan syarat sebelum zuhur sudah pulang ke asrama.
Sekitar jam 8 pagi saya sampai di Masjid, masih sepi. Hanya ada marbot masjid saja yang terkadang membersihkan masjid. Setelah shalat Dhuha, saya langsung membuka mushaf, memulai murojaah sedikit dan diteruskan menghafal. Saya pun menanggis sejadi-jadi nya meminta kesembuhan pada Allah. Sekitar 2 jam sudah saya bermunajat, saya kelelahan, rasanya mau pingsan memang, kepala terasa berat,tulang saya semakin sakit. Saya pun mengambil posisi di belakang bersandar di dinding masjid. Saya ingin pulang, namun kondisi saya saat itu tidak memungkinkan untuk berjalan lama. Saya pun berdoa agar diberikan kekuatan minimal untuk berjalan pulang saja. 15 menit sudah saya bersandar, entah dari mana asalnya tiba-tiba datang seorang wanita, kelihatannya lebih tua 3 tahun dari saya. Dia menyapa saya.
W : Assalamu’alaikum, ukhti kelelahan?
Me :Wa’alaikumsalam, saya hanya tersenyum
W : ini saya ada minum dan sedikit kue (ia sambil menyodorkan kantung kresek hitam)
Me : ya syukron, balas saya.
W : maaf, saya lihat ukhti sedang menghafal alquran? Tapi nampaknya ukhti sakit, pucak sekali.
Me : Alhamdulillah. ya,
W  : rumah ukti dimana, sendirian kah kesini?
Me : Rumah saya di Palembang, saya anak rantau, disini saya tinggal di asrama tahfiz di ciracas. Saya ingin pulang tapi sedikit merasa pusing.
W : Ya Allah,kalau begitu ikutlah bersama saya, akan saya antar ukhti ke asrama. Saya naik motor.
Me :Masha Allah, terima kasih banyak mbak. (dia pun merangkul saya berjalan menuju keluar masjid, mulut saya tidak henti-hentinya mengucapkan Alhamdulillah).
Alhamdulillah sobat, saya di antar beliau, entah sampai sekarang saya tidak tahu namanya, dimana rumahnya. Hanya doa yang bisa saya hanturkan buat kebaikan beliau.
Kejadian kedua. Ketika saya sudah pulang ke Palembang. Pagi itu, saya mau ke rumah sakit, dengan mengendarai sepeda motor. Sudah menjadi kebiasaan saya, murojaah di motor.  Diatas jembatan Ampera ada motor yang menyalip dengan melaju cepat. Setelah mendahului saya, motor tersebut terjatuh sehingga terjadi tabrakan beruntun. Ada sekitar 4 motor dan 1 mobil yang tertabrak, termasuk motor yang saya bawa hampir ikut juga. Saat kejadian itu, sekitar 5 cm jarak motor saya dengan motor yang beruntun itu, kesadaran saya seolah sudah pasrah, Alhamdulillah Allah menyalamatkan saya, Tiba- tiba saja tangan saya tergerak dengan cepat mengelak padahal kondisi saya saat itu sudah lemas. Beruntungkah? Bukan! Tapi Allah yang sudah menolong saya, Jika bukan Allah yang mengerakkan tangan saya, bisa jadi saya sudah ikut serta di sana.
(Ada kisah pengalaman yang lain, Bersambung ya…….^_^  )

0 komentar:

Posting Komentar