Usai Sudah perjuangan menghafal Alquran, wisuda sudah berlalu dan gelar
hafidzoh pun sudah di sandang..Eiitz, tapi tidak stop di situ saja,
Menghafal Alquran sama saja menjaga Nya seumur hidup, Menghafal Alquran
adalah memasukan ke dalam relung-relung jiwa kita sehingga berefek
kepada kepribadiaan si penghafalnya. Wahai penghafal Alquran, bukan
gelar Hafidzoh yang kita cari, bukan pula panggilan ustadzah yang kita
cari, Demi Allah yang Jiwa ku dan jiwa mu ada di genggaman NYA,
Menghafal Alquran hanya lah jalan untuk mendapatkan Ridho Illahi, Karena
itu tulisan ini juga nasehat untuk diriku dan diri kalian. Bagi sobat
yang sudah menghkatamkan hafalannya dan bagi yang masih dalam perjalanan
menghafal, mari kita menjadi hafidzoh sejati !!! Hafidzoh sejati adalah
akhlaknya berbalut nilai-nilai Alquran, yang keluar dari ucapan dan
lisannya adalah alquran, jiwanya hanya terpaut pada Alquran dan
memalingkan diri dari kenikmatan dunia yang fana.
Tiap kali aku baca Alquran, semakin banyak hafalan maka semakin takut aku pada ancaman Allah tentang Neraka yang mengancam pembaca Alquran (penghafal), sebagaimana dijelaskan dalam hadits
"Pada hari kiamat nanti dihadirkan seorang laki-laki yang mati dalam peperangan fii sabilillah. Kemudian diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat Allah hingga ia mengakuinya.Selanjutnya dia ditanya, Apa yang telah engkau perbuat di dunia?
Ia menjawab, "Aku telah berperang demi Engkau (Allah) hingga aku terbunuh."
Allah berkata,"Bohong! Engkau berperang bukan karena Aku, tapi supaya engkau disebut pahlawan. Kini gelar itu telah engkau peroleh."
Lalu orang itu diseret ke neraka dengan wajah tersungkur.
Kemudian didatangkan orang yang kedua, yaitu seorang laki-laki yang sering membaca Al-Qur'an, rajin menuntut ilmu, dan senantiasa mengajarkan pengetahuannya kepada orang lain. Lalu dia ditanya, "Apa yang telah engkau kerjakan?"
Dia menjawab,"Aku mempelajari berbagai ilmu dan mengajarkannya kembali kepada orang lain, dan aku juga sering membaca Al-Qur'an karena-Mu."
Allah menjawab, "Bohong! Engkau belajar dan mengajar bukan karena Aku. Bacaan Al-Qur'anmu juga bukan karena Aku. Engkau belajar dan mengajar agar dikatakan pintar dan 'alim. Kini sebutan itu telah engkau peroleh. Bacaan Al-Qur'anmu juga bukan karena Aku, tetapi agar engkau diberi gelar Qori'. Itu telah engkau raih." Akhirnya ia juga diseret ke neraka dengan wajah tersungkur.
Kemudian dihadirkan orang ketiga. Yaitu seorang laki-laki yang diberi kelapangan hidup dan berbagai jenis harta kekayaan. Kemudian diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat Allah hingga ia mengakuinya.
Lantas ia ditanya, "Apa yang telah engkau lakukan?"
Aku telah menginfakkan seluruh hartaku di jalan yang Engkau sukai dan semuanya karena-Mu." jawabnya.
Allah berkata, "Bohong! Engkau melakukan itu agar dikatakan dermawan. Dan itu telah engkau peroleh."
Akhirnya dengan wajah tersungkur dia juga diseret ke neraka. (Hadist Abu Hurairah, riwayat Muslim No. 1905)
Astagfirullah..Tangis ku semakin menjadi-jadi meminta keridhoan Allah, baru ku sadari menghafal alquran tak semudah membalikkan telapak tangan, menghafal alquran ibarat seseorang yang sedang berjalan di atas jembatan gantung, bila tidak hati-hati dia bisa jatuh ke bawah sungai, bila dia hati-hati maka dia akan selamat sampai ke ujung jembatan. Seperti itu pun kita sobat, jika kita menghafal alquran tidak ikhlas, hanya mengharapkan panggilan hafidzoh, maka hafalan alquran kita sebanyak 30 juz akan menyeret kita ke neraka, sebaliknya bila kita menghafal hanya untuk Allah, maka hafalan alquran kita akan membawa kita ke surga.Sekali lagi mari kita berusaha menjadi hafidzoh sejati, hanya Allah tujuan kita, dan takutlah kita pada ancaman Allah. Jangan sampai kita menjadi orang yang buta, tuli, dan keras hatinya padahal kita menghafal Alquran.
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab? Maka tidakkah kamu berpikir?(QS.Al-Baqarah:44)
Berlindunglah kepada Allah dari riya, ujub dan terlena dengan pujian yang bisa mengugurkan pahala menghafal kita dan menyeret kita ke dalam neraka.
Tiap kali aku baca Alquran, semakin banyak hafalan maka semakin takut aku pada ancaman Allah tentang Neraka yang mengancam pembaca Alquran (penghafal), sebagaimana dijelaskan dalam hadits
"Pada hari kiamat nanti dihadirkan seorang laki-laki yang mati dalam peperangan fii sabilillah. Kemudian diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat Allah hingga ia mengakuinya.Selanjutnya dia ditanya, Apa yang telah engkau perbuat di dunia?
Ia menjawab, "Aku telah berperang demi Engkau (Allah) hingga aku terbunuh."
Allah berkata,"Bohong! Engkau berperang bukan karena Aku, tapi supaya engkau disebut pahlawan. Kini gelar itu telah engkau peroleh."
Lalu orang itu diseret ke neraka dengan wajah tersungkur.
Kemudian didatangkan orang yang kedua, yaitu seorang laki-laki yang sering membaca Al-Qur'an, rajin menuntut ilmu, dan senantiasa mengajarkan pengetahuannya kepada orang lain. Lalu dia ditanya, "Apa yang telah engkau kerjakan?"
Dia menjawab,"Aku mempelajari berbagai ilmu dan mengajarkannya kembali kepada orang lain, dan aku juga sering membaca Al-Qur'an karena-Mu."
Allah menjawab, "Bohong! Engkau belajar dan mengajar bukan karena Aku. Bacaan Al-Qur'anmu juga bukan karena Aku. Engkau belajar dan mengajar agar dikatakan pintar dan 'alim. Kini sebutan itu telah engkau peroleh. Bacaan Al-Qur'anmu juga bukan karena Aku, tetapi agar engkau diberi gelar Qori'. Itu telah engkau raih." Akhirnya ia juga diseret ke neraka dengan wajah tersungkur.
Kemudian dihadirkan orang ketiga. Yaitu seorang laki-laki yang diberi kelapangan hidup dan berbagai jenis harta kekayaan. Kemudian diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat Allah hingga ia mengakuinya.
Lantas ia ditanya, "Apa yang telah engkau lakukan?"
Aku telah menginfakkan seluruh hartaku di jalan yang Engkau sukai dan semuanya karena-Mu." jawabnya.
Allah berkata, "Bohong! Engkau melakukan itu agar dikatakan dermawan. Dan itu telah engkau peroleh."
Akhirnya dengan wajah tersungkur dia juga diseret ke neraka. (Hadist Abu Hurairah, riwayat Muslim No. 1905)
Astagfirullah..Tangis ku semakin menjadi-jadi meminta keridhoan Allah, baru ku sadari menghafal alquran tak semudah membalikkan telapak tangan, menghafal alquran ibarat seseorang yang sedang berjalan di atas jembatan gantung, bila tidak hati-hati dia bisa jatuh ke bawah sungai, bila dia hati-hati maka dia akan selamat sampai ke ujung jembatan. Seperti itu pun kita sobat, jika kita menghafal alquran tidak ikhlas, hanya mengharapkan panggilan hafidzoh, maka hafalan alquran kita sebanyak 30 juz akan menyeret kita ke neraka, sebaliknya bila kita menghafal hanya untuk Allah, maka hafalan alquran kita akan membawa kita ke surga.Sekali lagi mari kita berusaha menjadi hafidzoh sejati, hanya Allah tujuan kita, dan takutlah kita pada ancaman Allah. Jangan sampai kita menjadi orang yang buta, tuli, dan keras hatinya padahal kita menghafal Alquran.
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab? Maka tidakkah kamu berpikir?(QS.Al-Baqarah:44)
Berlindunglah kepada Allah dari riya, ujub dan terlena dengan pujian yang bisa mengugurkan pahala menghafal kita dan menyeret kita ke dalam neraka.
0 komentar:
Posting Komentar