[/gigya width="200" height="200" src=" http://www.widgipedia.com/widgets/orido/RamadhanSound-4551-8192_134217728.widget?__install_id=1248336094072&__view=expanded" quality="autohigh" loop="false" wmode="transparent" menu="false" allowScriptAccess="sameDomain" ]

Rabu, 20 Juni 2012

Istiqomah Di ujung Nafas....

Ketika ku tulis catatan ini, air mata ku pun terus mengalir deras. Tulisan ini bukanlah karangan, tapi rintihan dari hati yang terdalam. Tak pernah ku bayangkan sebelumnya jika menjadi penghafal alquran tidaklah mudah membalikan kedua telapak tangan,karena surga yang kita tukar. adakalanya hati menjadi dingin. Dingin, dan terus memaksa hati untuk berada di jalan ini walau tak ada tepi kesudahannya. Ini sudah jalan hidup yang telah aku pilih, meski terkadang sesak untuk menghirup udara ketika hati menjadi dingin. Kembali mengupdate hati yang dingin dengan munajat tiada batas. Aku yakin, setiap perjalanan seorang penghafal alquran, akan pernah mengalami hati yang dingin, baik itu aku, kamu , dan siapa pun.

Beruntunglah kamu yang mendapatkan dukungan di jalan ini, dukungan dari keluarga, ayah dan ibu mu yang memperhatikan hafalan mu. Jangan kamu sia-siakan dukungan itu.  aku dan kamu yang tidak pernah mendapatkan dukungan dari keluarga bahkan dimusuhi.Kita memang harus mencari secercah semangat dari luar sana. Disaat inilah hati berubah menjadi dingin, di ujung nafas memohon agar diberi keistiqomahan, di sini kepasrahan ku gantungkan, bukan kepasrahan tanpa usaha. Di kepasrahan aku belajar untuk memberikan hafalan hanya untuk Allah, meski tiada dukungan. Belajar dari kisah Uwais alqorni, yang terus mengikhlaskan diri hanya untuk Allah. Hanya untuk Allah, bukan karena ingin disebut orang yang selalu ada didepan barisan alquran, ulama, ahli ibadah, ahli quran, ahlullah. Allah telah memilih aku dan kamu di jalan ini, maka kita harus memperjuangkan hinga di ujung nafas, meski aku dan kamu tersandung batu dan jatuh menjadi luka. Aku yakin Allah melihat proses kita, bukan hasil akhir. Jika cukup memindahkan ayat cinta di kepala, sangat mudah! mudah sekali! namun, istiqomah untuk menyatukan hati, tindakan, dari ayat cinta Nya membutuhkan kesadaran, kekuatan, dan terkadang  hati berubah menjadi dingin. Mungkin disinilah ujian bagi penghafal alquran.Jika kita tidak pernah resah dengan sikap yang sedikit tidak sejalan dengan alquran, maka perlu di pertanyakan ada apa dengan hatinya, hanya hafal sebatas lisan kah?

Istiqomah di ujung nafas, memang tidak mudah. sedikit untuk menghibur diri sendiri dan diri kamu, meski tiada dukungan, yakinlah para malaikat di langit sana semua mendukung dan mendoakan kita. Dukungan yang lebih dahsyat dari dukungan manusia. Dukungan yang menguncangkan 'arsy, dan membuat para hati malaikat cemburu. Ketika Allah telah menyeburkan diri kita di dunia penghafal alquran, kita punya kewajiban untuk memantaskan diri sebaik-baik mungkin meski jatuh bangun. "Tidak masalah berapa banyak nya kita jatuh, tapi bangkitlah sebanyak-banyaknya". Salam cinta ku untuk semua penghafal alquran......

"saling mendoakan ya........"


By: Annisa

0 komentar:

Posting Komentar